Thursday 18 September 2008

Saya tak bosan terus mengangkat masalah buruk merokok ,terutama pada wanita yang kali ini saya angkat dalam posting ini,

Jika anda seorang perempuan perokok, ada baiknya anda menghentikan kebiasaan tidak sehat merokok sekarang juga. Sebab kanker mulut rahim (serviks), momok pembunuh nomor 1 wanita di Indonesia, tengah mengancam para penggemar nikotin beracun ini

Data statistic jelas`memperlihatkan hal yang sangat menakutkan sbb.

Ada korelasinya, sehingga rokok bisa jadi faktor pemicu kanker ini,” kata pakar ginekologi Prof Dr dr Hendy Muhardin Moegni SpOg.

Kanker serviks berasal dari human papiloma virus (HPV) yang umum ditularkan melalui kontak seksual. Tidak hanya lewat penetrasi, tapi juga aktivitas petting (melakukan hubungan seks dengan atau tanpa pakaian, tetapi tanpa melakukan penetrasi penis ke dalam vagina).


Untuk mencegah kanker ini, perempuan harus mengurangi perilaku berisiko. “Khususnya bagi remaja putri, agar tidak mencoba merokok, dan tidak pula memulai aktivitas seksual terlalu dini,” kata Hendy.

Data prevalensi dari penelitian Globocan pada tahun 2002, menyebut setiap harinya ditemukan 41 kasus dan 20 kematian gara-gara kanker serviks di Indonesia.

Menurut penelitian WHO, di seluruh dunia terjadi 490,000 kasus kanker serviks dan mengakibatkan 240,000 kematian tiap tahunnya. 80 Persen dari angka itu terjadi di Asia.

Ini peringatan paling penting buat wanita perokok. Kecuali mengakibatkan penyakit pada paru-paru dan jantung, kandungan nikotin dalam rokok pun bisa mengakibatkan kanker serviks (leher rahim), lho. “Nikotin, kan, mempermudah semua selaput lendir sel-sel tubuh bereaksi atau menjadi terangsang, baik pada mukosa tenggorokan, paru-paru, juga serviks. ” Memang sayangnya tak diketahui pasti seberapa banyak jumlah nikotin dikonsumsi yang bisa menyebabkan kanker serviks. Yang pasti adalah ,setiap rangsangan rokok dapat menyebabkan sel-sel berubah sifat menjadi sel ganas ,Nah… mengapa harus ambil risiko, lebih baik tinggalkan segera rokok jika kita ingin terbebas dari kanker.




Sunday 14 September 2008


Hampir 90% wanita muda Indonesia perokok Riset terbaru mengungkapkan 88,78% dari 3.040 pelajar SMP putri hingga mahasiswi (13-25 tahun) Indonesia merokok. Mereka mengonsumsi 1-10 batang dalam hidup mereka.
Demikian hasil survey yang dilakukan oleh KuIs (Koalisi untuk Indonesia Sehat) yang dipublikasikan baru-baru ini

Bertepatan dengan Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang bertema Tobacco Free Youth tahun ini, Koalisi untuk Indonesia Sehat (KuIS) memublikasikan data terbaru riset perilaku remaja dan wanita di Jakarta dan Sumatra Barat (Sumbar).
Pengumpulan data dilakukan dari Oktober sampai Desember 2007.



Kenapa mereka merokok? Riset mengungkapkan sebanyak 54,59% remaja dan perempuan merokok dengan tujuan mengurangi ketegangan dan stres. Lainnya beralasan untuk bersantai 29,36%, merokok sebagaimana dilakukan pria 12,84%, pertemanan 2,29%, dan agar diterima dalam kelompok 0,92%.
Sebagian besar remaja putri melihat iklan rokok di televisi 92,86% dan poster 70,63%. Sebanyak 70% remaja dan perempuan juga mengaku melihat promosi rokok pada acara pentas musik, olahraga, dan kegiatan sosial. Sebanyak 10,22% wanita berusia 13-15 tahun dan 14,53% wanita berusia 16-15 tahun pernah ditawari sampel rokok gratis.


Dari hasil survey tersebut dapatlah kita mengerti bahwa ,melarang merokok ,membuat aturan DILARANG MEROKOK pada beberapa lokasi public tidaklah dapat diandalkan keberhasilannya ,walaupun usaha ini tetap kita harus dukung sebagai suatu system untuk mengurangi dampak akibat merokok pada masyarakat.
Oleh karena itu usaha untuk menyadarkan para perokok mengenai betapa berbahayanya akibat dari merokok terhadap kesehatan tubuh.

Khusus pada perokok wanita bahwa pengaruh rokok terhadap sistem reproduksi wanita bukan tidak ada. Wanita perokok memiliki risiko menjadi infertil (mandul) dan kemungkinan menopause lebih awal, bahkan sering terjadi akibat merokok wanita hamil di luar kandungan.
Wanita perokok juga sangat dimungkinkan terserang kanker mulut rahim, pendarahan tekanan darah tinggi, dan berisiko mendapatkan bayi lahir cacat. Risiko penyakit jantung pada wanita perokok lebih tinggi, terutama pada mereka yang menggunakan kontrasepsi oral.

Para orang tua sebenarnya turut memberikan andil dalam persoalan rokok ini. Hasil Susenas 2001 menyebutkan, minimal satu orang dalam setiap keluarga Indonesia merokok. Jika dipersentasekan, 57% penduduk Indonesia merokok. nah ..sungguh ...luar biasa !!


Mia